Nabimuhammad saw. diutus oleh allah swt. sebagai rahmatan lil alamin artinya sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta. Penjelasan dan Pembahasan Jawaban a. sahabatnya menurut saya ini salah, karena sudah menyimpang jauh dari apa yang ditanyakan.
Islam adalah agama rahmatan lil ’alamin sebagai bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT, karunia dan nikmat yang diberikan kepada makhluknya di seluruh alam Di dalamnya menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menjaga hak binatang dan Memahami Islam rahmatan lil ‘alamin sebagai konsep dasar dalam agama Islam, akan memunculkan kembali keindahan Islam yang sudah lama ini adalah milik Allah dan diturunkan melalui Islam untuk dinikmati secara bersama-sama. Nabi Muhammad diutus ke dunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam. Dalam diri Nabi, Allah sudah ciptakan rahmat, bukan bagi umat muslim semata, melainkan juga bagi nonmuslim.“Islam rahmatan lil ’alamin kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mewujudkan rasa kedamaian dan rasa tentram sebagai rahmat bagi manusia dan alam semesta,” ujar Ustaz Rahmadon Tosari Fauzi, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam KWPSI, di Rumoh Aceh Lambada Kupi, Gampong Pineung Banda Aceh, Selasa 11/2 menjelaskan, saat penciptaan alam semesta, Allah menciptakan rahmat itu 100. Tapi yang ada dan ditinggalkan di bumi hanya satu, yaitu rahmatan wa hidatan. Untuk dinikmati bersama – sama oleh semua mahkhluk hidup. Termasuk bagi Dengan rahmat yang satu tadi, sebagaimana disampaikan dalam hadis, lembutlah hati seorang ibu. Harimau tidak makan anaknya, ini juga rahmat dari hari kiamat, maka 99 lagi rahmat yang sudah Allah ciptakan akan dikumpulkan lagi. Jangan sampai, rahmat yang 99 yang disimpan oleh Allah di hari kiamat, tidak satupun diberikan kepada kita umat “Setelah satu rahmat diberikan di dunia dan hilang setelah kematian, maka kita berharap mendapat rahmat di akhirat kelak,” kata Islam rahmatan lil 'alamin seharusnya mampu diaplikasikan oleh penganut agama Islam itu sendiri yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk di dalamnya hewan, tumbuhan, apalagi sesama Pernyataan ini sendiri banyak terkandung di dalam Al Qur’an, Surat Al Anbiya ayat 107 yang artinya “Dan tiadalah kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta Islam sebagai rahmatan lil’alamin sebagaimana tertera dalam surat Al – Anbiya 107 bahwa, alam semesta mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat. Bagi orang beriman, datangnya utusan Allah adalah sebuah rahmat yang nantinya akan membawa kepada cahaya keimanan dan mendapatkan syafaat dan kemuliaan di dunia dan itu, Nabi Muhammad SAW menyempurnakan ajaran yang disampaikan oleh kitab – kitab sebelumnya melalui kitab suci “Nabi Muhammad diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba. Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia,” demikian, kasih sayang di sini bukan berarti mengasihi dalam hal munkar dan semua hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Seperti bertoleransi pada hal yang merusak imam dan yang diberikan berupa Islam meliputi segala dimensi kehidupan manusia. Allah mengutus Rasul-Nya Muhammad sebagai petunjuk kepada manusia. Agar manusia senantiasa berjalan di jalan yang adalah penutup nabi-nabi dan tidak ada nabi setelah diutusnya Nabi Muhammad. Beliau mengajarkan bagaimana menjalani kehidupan yang sesuai dengan kaidah syariat serta mengajarkan toleransi kehidupan, mengingatkan manusia terhadap fitrahnya dan mengajarkan tatanan sosial dan cara hidup yang lengkap dan menciptakan kedamaian dan kesejahteraan dalam Untuk menciptakan kesejahteraan dalam kehidupan, maka diantara makhluk hidup harus saling menghargai dan tidak boleh bersikap sewenang – wenang. Meskipun makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan tidak dapat berbicara, sebagai manusia yang diberikan akal pikiran seharusnya memikirkan kelangsungan hidup makhluk Sebagai contoh menyakiti hewan dan menebang pohon sembarangan. Kehidupan yang bisa berdampingan akan menciptakan kesejahteraan bagi makhluk itu sendiri dan khususnya alam semesta. Justru sebaliknya, jika manusia tidak menjaga kesejahteraan dan keselarasan hidup akan menimbulkan dampak pada Menebang pohon sembarangan dan tidak menyayangi apa yang ada di alam semesta akan timbul bencana yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Islam mengajarkan bagaimana menjaga lingkungan serta hidup dengan saling  Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al- Qashas 77 yang artinya “ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar”.Ustaz Rahmadon Tosari juga menyampaikan bahwa Allah memilih orang – orang yang disayangi-NYA untuk menjadi pemeluk Islam. “Jangan sampai dalam hidup ini menyia-nyiakan dan tidak melaksanakan ajaran Islam dengan sebaik mungkin,” Bagi orang Islam, setelah mati adalah permulaan kehidupan. Begitu nafas telah berhembus meninggalkan raga, maka ada kehidupan akhirat. Setiap muslim meyakini ini.[]rilis kwpsi

makhluk binatang dan tumbuhan.3 Kasih sayang pun menjadi salah satu tujuan dari Islam itu diturunkan. Islam memandang penting makna kasih sayang dalam kehidupan manusia, dan hal tersebut ditunjukkannya ketika Islam disebarkan oleh utusan Tuhan yang bernama Muhammad Saw, sebagai pembawa kasih sayang bagi seluruh semesta alam4.

ABI Posted On 4 March, 2022 Rasulullah Merakyat dan Kasih Sayang bagi Alam Semesta Sebagaimana rahmat Allah Swt tak terbatas bagi setiap makhluk-Nya, pun dengan kasih-sayang yang dimiliki Rasulullah saw; bahwa salah satu tujuan diutusnya adalah menyebarkan pesan cinta-kasih pada semua manusia tanpa terkecuali, sehingga misi dakwah yang beliau ampu dari Allah Swt dapat diterima dengan mudah oleh orang-orang kala itu, yang telah menjadikan berhala sebagai objek sesembahannya. Karenanya, Allah Swt mengabadikan kasih sayangnya Rasulullah saw tersebut dalam salah satu ayat al-Quran. Allah Swt berfirman Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. QS. al-Anbiya 107 Baca juga Pemuda Tobat, Manusia Paling Dicinta Allah Sebagai seorang pemimpin di tengah umat, maka salah satu hal yang harus dimiliki ialah jiwa merakyat dan membaur dengan siapa saja di tengah masyarakat. Karena, penting bagi seorang pemimpin menghapus sekat-sekat yang dapat membentengi dirinya dengan rakyatnya. Hal itu pulalah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Meski beliau dinobatkan sebagai paling mulianya manusia, beliau tak memanfaatkan itu untuk menjaga jarak atau bahkan berbuat semena-mena terhadap orang lain. Beliau tetap memosisikan diri, sebagaimana manusia biasa. Allah Swt berfirman Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, dia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. QS. at-Taubah 128 Tim Muslim Menjawab, Kemuliaan Nabi Muhammad saw Baca juga Hubungan Sesama Jenis dalam Catatan Al-Qur’an dan Hadis Post Views 417 Trending Now You may also like Ujung_Pena Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang bunyinya,
JIC – Islam adalah agama penuh kasih. Dalam ajaran Islam, seorang muslim dituntut untuk menyayangi dan menebarkan cinta pada sesama makhluk hidup. Baik itu tumbuhan, hewan, dan manusia dan mahluk lainnya, termasuk jin dan malaikat. Ajaran kasih sayang , yang ada dalam Islam itu dipraktikkan langsung oleh Nabi Muhammad sebagai utusan Allah. Tingkah laku Nabi, senantiasa menunjukkan kasih sayang terhadap alam semesta. Fakta itu mendapatkan legitimasi langsung dari Al-Qur’an selaku kitab suci umat Islam. Allah berfirman dalam QS Al-Anbiya/21107; وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Menanggapi ayat ini, Syekh Jalaluddin Mahalli dan Jalaluddin Suyuthi mengatakan dalam Tafsir Al Jalalain, bahwa yang dimaksud ayat ini adalah kasih sayang Nabi Muhammad tak hanya pada makhluk hidup semata, tetapi juga pada alam semesta, mencakup jin dan manusia. Itulah misi utama Islam diturunkan oleh Allah ke atas dunia. Pada sisi lain Imam Al-Qurthubi, dalam Tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Quran, dengan mengutip sebuah riwayat yang bersumber dari Ibn Abbas, menggambarkan kemuliaan dan kasih sayang Nabi Muhammad pada alam semesta. Al Qurthubi menyatakan كَانَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحْمَةً لِجَمِيعِ النَّاسِ فَمَنْ آمَنَ بِهِ وَصَدَّقَ بِهِ سَعِدَ، وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِهِ سَلِمَ مِمَّا لَحِقَ الْأُمَمَ مِنَ الْخَسْفِ وَالْغَرَقِ “Nabi Muhammad saw adalah rahmat bagi seluruh manusia. Maka siapa yang beriman dan membenarkannya akan selamat dan siapa yang tidak beriman juga akan selamat dari apa yang telah menimpa umat-umat terdahulu yang terbenam dan tenggelam,”. Menurut Profesor Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah, ayat ini menjelaskan pribadi Nabi Muhammad yang merupakan rahmat bagi alam semesta, sesuai dengan visi dan misi ajaran Islam. Ia menjelaskan bahwa kepribadian Rasulullah adalah rahmat, di samping ajaran-ajaran yang Nabi sampaikan dan terapkan pada umatnya. Quraish Sihab mengatakan dalam Tafsir al Misbah, Jilid VIII, halaman 133, sebagai berikut; “Rasul saw adalah rahmat, bukan saja kedatangan beliau membawa ajaran, tetapi sosok dan kepribadian beliau adalah rahmat yang diangurehkan Allah kepada beliau. Ayat ini menjelaskan bahwa “Kami tidak mengutus engkau untuk membawa rahmat, tetapi sebagai rahmat atau agar engkau menjadi rahmat bagi seluruh alam,” Demikian penjelasan Islam, sebagai rahmat dari Allah bagi alam semesta, bukan hanya manusia, tetapi seluruh makhluk hidup. Bukan pula untuk makhluk yang kasat mata, Islam juga seyogianya menjadi makhluk yang ghaib. Itulah asas utama Islam—menjadi rahmat bagi seluruh penghuni alam semesta. Sumber
Alamsemesta merupakan rancang bangun yang Saturday,5 Zulqaidah 1443 / 04 June 2022 Jadwal Shalat. Mode Layar. Al-Quran Digital. Indeks. Networks retizen.id repjabar.co.id repjogja.co.id. Kanal News. Politik Hukum Pendidikan Umum News Analysis Apa itu utusan? utusan adalah kata yang memiliki artinya, silahkan ke tabel berikut untuk penjelasan apa arti makna dan maksudnya. Pengertian utusan adalah Kamus Definisi Bahasa Indonesia KBBI ? utusan 1 orang yang disuruh ditugasi menyampaikan sesuatu atau menjadi penghubung; kurir; suruhan; 2 orang yang diutus; yang ditugasi untuk mewakili; duta; 3 orang yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia; rasul Nabi Muhammad saw. adalah ~ Allah kepada umat manusia Ternate ? utusan Duta, penguasa setempat yang diutus sultan. Utusan terutama mengurus kepentingan sultan di suatu daerah, seperti memungut upeti, dan sebagainya. Malaysia Dewan ? utusan orang kumpulan orang yg diutus, suruhan, wakil keempat-empat negeri itu ada menyuruh ~ ke negeri Siam; Definisi ? semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “utusan” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber. Istilah Umum Istilah pada bidang apa makna yang terkandung arti kata utusan artinya apaan sih? apa maksud perkataan utusan apa terjemahan dalam bahasa Indonesia Islamadalah agama rahmatan lil 'alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang bunyinya, Teks Jawaban benar, bahwa Alloh –Ta’ala- telah mengutus Rasul-Nya Muhammad –shallallahu alaihi wa salla- sebagai pembawa rahmat bagi sekalian alam, sebagaimana firman Alloh –Ta’ala- وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ الأنبياء/ 107 . “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. QS. Al Anbiya’ 107 Al Hakim telah meriwayatkan dalam al Mustadrak 100 dari Abu Hurairah berkata “Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda يا أيها الناس إنما أنا رحمة مهداة وصححه الألباني في "صحيح الجامع" 2345 . “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya saya adalah pembawa rahmat yang dikaruniakan kepada kalian”. Dishahihkan oleh al Baani dalam Shahih al Jami’ 2345 Kemudian sebagian orang menerima rahmat dan kasih sayang tersebut, dan sebagian lainnya menolaknya. As Sa’di –rahimahullah- berkata “Beliau adalah bentuk rahmat-Nya yang dikaruniakan kepada para hamba-Nya, orang-orang yang beriman kepada beliau, mereka menerima rahmat kasih sayang tersebut, mensyukuri dan mengamalkannya, namun selain mereka mengkufurinya, mereka mengganti nikmat Alloh dengan kekufuran, mereka enggan menerima rahmat Alloh dan nikmat-Nya”. Tafsir as Sa’di 532 Oleh karenanya Alloh –Ta’ala- berfirman tentang Rasul-Nya –shallallahu alaihi wa sallam- بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ التوبة/ 128 “Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min”. QS. At Taubah 128 Beliau adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman, penyayang kepada orang-orang sholih, siksaan kepada orang-orang kafir, dan sebagai adzab bagi para perusak. Jika seorang hamba menolak kasih sayang tersebut maka dia tidak termasuk menjadi bagiannya, hal ini sudah maklum dan bisa diterima baik melalui dalil syar’i atau akal. Maka jika seseorang tidak termasuk yang mendapatkan rahmat, maka dia termasuk yang mendapatkan adzab, demikianlah hukum-hukum syari’at sesuai dengan akal dan dikuatkan dengan argumentasi yang benar. Mereka yang tangan dan kakinya dipotong oleh Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- dan mencampakkan mereka ke daerah yang tandus, karena mereka tidak menerima kasih sayang Alloh, menyebarkan kerusakan di muka bumi, mengalirkan darah dengan cara yang haram, menyakiti hamba-hamba Alloh, maka harus di kembalikan kepada asalnya dan menjadikan banyak negara dan para hamba Alloh yang lain terbebas dari kejahatan mereka; karena orang-orang seperti mereka merusak dan menyebarkan kerusakan, jika mereka tidak dicegah mereka tidak akan berhenti dari berbuat kerusakan di muka bumi, mereka laksana anggota tubuh yang rusak, jika tertimpa kejelakan dan sakit maka lama-lama akan menumpuk maka harus dipotong dan dikembalikan seperti semula, jika dibiarkan maka seluruh tubuh akan binasa. Imam Bukhori 6390 dan Imam Muslim telah meriwayatkan dari Anas أَنَّ نَفَرًا مِنْ عُكْلٍ ثَمَانِيَةً قَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعُوهُ عَلَى الْإِسْلَامِ فَاسْتَوْخَمُوا الْأَرْضَ وَسَقِمَتْ أَجْسَامُهُمْ فَشَكَوْا ذَلِكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَلَا تَخْرُجُونَ مَعَ رَاعِينَا فِي إِبِلِهِ فَتُصِيبُونَ مِنْ أَبْوَالِهَا وَأَلْبَانِهَا ؟ فَقَالُوا بَلَى . فَخَرَجُوا فَشَرِبُوا مِنْ أَبْوَالِهَا وَأَلْبَانِهَا فَصَحُّوا فَقَتَلُوا الرَّاعِيَ وَطَرَدُوا الْإِبِلَ ، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَ فِي آثَارِهِمْ فَأُدْرِكُوا فَجِيءَ بِهِمْ فَأَمَرَ بِهِمْ فَقُطِعَتْ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ وَسُمِرَ أَعْيُنُهُمْ قَالَ أَبُو قِلَابَةَ " فَهَؤُلَاءِ سَرَقُوا وَقَتَلُوا وَكَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَحَارَبُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ " رواه البخاري 226 . “Bahwa ada rombongan orang-orang tercela yang berjumlah 8 orang, mereka menghadap Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- seraya mereka membaiat beliau atas nama Islam, lalu mereka bertempat tinggal di daerah yang tidak cocok, hingga mereka sakit, kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- seraya beliau bersabda “Tidakkah kalian keluar bersama para pengembala unta, kemudian mereka memanfaatkan kencing dan susu onta tersebut ?, mereka menjawab “Ya”. Kemudian mereka keluar dan meminum kencing dan susu onta tersebut, setelah mereka sembuh mereka membunuh pengembalanya dan mengusir onta tersebut. Setelah Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- mendengar kabar tersebut, beliau menyuruh beberapa orang untuk mengejar mereka lalu mereka dibawa di hadapan beliau, maka beliau menyuruh agar mereka dipotong tangan dan kakinya dan matanya dicongkel”. Abu Qilabah berkata “Mereka telah mencuri, membunuh dan kufur setelah mereka beriman dan memerangi Alloh dan Rasul-Nya”. HR. Bukhori 226 Mereka adalah pelaku kerusakan, mereka di masyarakat seperti salah satu anggota tubuh pada tubuh tersebut, maka harus dipulihkan dulu, inilah termasuk kesempurnaan hikmah dan rahmat yang akan menghasilkan keamaan dalam masyarakat, mereka dianggap para pelaku kerusakan, sampai mereka bertaubat atau mencegah dirinya sendiri, adapun jika mereka dibiarkan tanpa ada upaya pencegahan kepada mereka atau para pelaku kerusakan di muka bumi yang serupa dengan mereka, maka hal itu termasuk membantu mereka berbuat kerusakan dan memberikan peluang kepada orang-orang yang serupa untuk melakukan kerusakan juga. Maka yang terjadi negara akan rusak. Jiwa, kehormatan, anak-anak dan harta masyarakat pun akan terancam dan tidak aman, dan barang saja yang telah membaca sejarah akan peristiwa seperti itu, maka dia akan mendapatkannya sebagai kebenaran. Atas dasar itulah maka menjadi hukuman had mereka yang memerangi syari’at Alloh –Ta’ala- adalah sebagai berikut إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ المائدة/ 33 . “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri tempat kediamannya. Yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar”. QS. Al Maidah 33 Sebagai bentuk kesempurnaan dari keadilan, hikmah dan kasih sayang adalah ditunjukkan pada lanjutan firman-Nya إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَقْدِرُوا عَلَيْهِمْ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ المائدة/ 34 . “kecuali orang-orang yang taubat di antara mereka sebelum kamu dapat menguasai menangkap mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. QS. Al Maidah 34 Maka Alloh telah menyuruh untuk bertaubat, mencegah untuk menyebarkan kerusakan, menyiksa orang-orang yang berbuat kerusakan, mencambuk mereka, agar orang-orang yang serupa dengan mereka mencegah diri untuk menyakiti hamba-hamba Alloh yang lain, tidakkah yang demikian itu merupakan bentuk kesempurnaan hikmah dan rahmat-Nya ? Mereka orang-orang yang menentang agama dan hukum Alloh, menjadi penting bagi mereka tangan dan kakinya terpotong disebabkan rusaknya pemiliknya, sehingga mereka tidak lagi berbuat kerusakan dan kedzaliman yang dirasakan oleh manusia pada diri, keluarga dan harta mereka. Adapun memerangi Yahudi bani Quraidhah; karena mereka mengingkari kesepakatan bersama yang dibuat bersama Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- pada saat terjadinya perang Ahzab, semua kabilah Arab mengepung umat Islam dengan satu kekuatan, musuh mereka datang baik dari atas maupun dari bawah mereka, sebagaimana firman Alloh يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا * إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا * هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا الأحزاب/ 9 – 11 . “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan ni`mat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. Yaitu ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan mu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat”. QS. Al Ahzab 9-11 Orang-orang Yahudi telah mengkhianati janji mereka kepada Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- mereka ingin membinasakan dan membunuh umat Islam, hingga mereka berkoalisi bersama hizbus syaithan dalam masalah ini. Hingga mereka menjadi satu kata, satu tujuan, satu komando, yaitu; menghabisi Islam dan para penganutnya. Kalau saja rencana mereka berhasil sesuai dengan yang mereka inginkan –namun ternyata Alloh menghalangi mereka dengan rahmat-Nya- niscaya Islam dan para penganutnya akan musnah dan seluruh manusia akan berada pada kesesatan dan kekafiran sampai hari kiamat. Apa yang telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi tersebut, dari mulai ingkar janji dan berkoalisi dengan orang-orang musyrik untuk memerangi umat Islam adalah sebesar-besarnya kerusakan di muka bumi dan menunjukkan bahwa mereka tidak amanah dan tidak punya kehormatan, hal ini sudah menjadi tradisi mereka sepanjang sejarah. Ketika Alloh –Azza wa Jalla- memberikan kemenangan kepada Nabi-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman, baru setelah itu giliran mereka para pengkhianat yang diberi pelajaran. Mereka dihukum sesuai dengan keputusan Sa’d bin Mu’adz dengan pilihan dan keinginan mereka sendiri, dia menjatuhkan hukuman kepada mereka sesuai dengan hukum Alloh, para tentaranya dibunuh dan wanita dan anak mereka menjadi budak pelayan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori 2816 dan Muslim 3314. Jabir bin Abdullah –radhiyallahu anhuma- berkata وَكَانُوا أَرْبَعَ مِائَةٍ رواه الترمذي 1508 وصححه ، وصححه الألباني . “Mereka berjumlah 400 orang”. HR. Tirmdidzi 1508 dan menshahihkannya, dan dishahihkan oleh al Baani Namun pertanyaannya sekarang adalah Kenapa Shofiyah binti Huyay –radhiyallahu anha- mau menikah dengan Nabi –shallallahu alaihi wa sallam-, padahal beliau telah membunuh bapaknya –yang merupakan salah satu pemuka kaum Yahudi-, beliau juga yang membunuh suami dan pamannya ?, bagaimana hal itu bisa terjadi ?, dan bagaimana dia menyetujuinya ? Mereka pasti akan berkata “Dia setuju karena takut kepada beliau”. -Kalau memang demikian- kenapa dia tidak murtad lagi setelah beliau meninggal dunia ?, kenapa dia tidak kabur ?, Kenapa dia hidup dan mati dalam keadaan beriman kepada beliau, taat dan mencintai beliau, padahal beliau telah melakukan apa yang telah disebutkan ? Tidak satupun dari mereka para penentang yang hina berani menanyakan pertanyaan tersebut ? Imam Ath Thabrani dalam al Mu’jamul Kabir 177 telah meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa beliau berkata كان بعيني صفية خضرة فقال لها النبي صلى الله عليه وسلم ما هذه الخضرة بعينيك ؟ فقالت قلت لزوجي إني رأيت فيما يرى النائم قمرا وقع في حجري فلطمني وقال أتريدين ملك يثرب ؟ قالت وما كان أبغض إليّ من رسول الله قتل أبي وزوجي ، فما زال يعتذر إليّ فقال يا صفية إن أباك ألّب علي العرب ، وفعل ، وفعل حتى ذهب ذاك من نفسي . وصححه الألباني في "الصحيحة" 2793 “Di kedua mata Shofiyah terdapat warna kehijauan, maka Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- bertanya “Kenapa kedua matamu terdapat warna kehijauan ?”. Ia menjawab “Saya berkata kepada suami saya, bahwa saya telah bermimpi –seperti orang lain berimpi- melihat bulan jatuh di pangkuan saya, maka dia menampar saya”. Beliau berkata “Apakah kamu menginginkan kerajaan Persi ?, dia menjawab “Dan tidaklah terbunuhnya bapak dan suami saya lebih aku benci dari pada Rasulullah, maka beliau selalu meminta maaf kepada saya dengan bersabda “Wahai Shofiyah, sungguh bapakmu yang memprovokasi orang-orang Arab, maka terjadilah apa yang telah terjadi, sampai rasa itu hilang dari dalam jiwa saya”. Dishahihkan oleh al Baani dalam Ash Shahihah 2793 Apapun perkataan orang yang menyangkal tersebut “Orang-orang Yahudi dibunuh di depan istri mereka, kemudian para istri mereka di Sandra”, pendapat ini batil, dusta dan tidak benar. Padahal Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- telah melarang untuk membunuh para wanita, anak-anak dan orang sewaan di dalam peperangan, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abu Daud 2295 dari Rabah bin Rabi’ berkata “Kami pernah bersama Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- pada sebuah peperangan, seraya beliau melihat banyak orang berkumpul pada sesuatu, maka beliau mengutus seseorang untuk mencari tahu dengan bersabda “Periksalah mereka, kenapa mereka berkumpul ?”, kemudian utusan tersebut menghadap beliau lagi dan berkata “Mereka berkumpul pada jenazah seorang wanita yang terbunuh”. Beliau bersabda “Tidak selayaknya dia ikut berperang, pada saat Kholid bin Walid berada di depan pasukan, kemudian beliau mengutus seseorang “Sampaikan kepada Kholid agar jangan membunuh wanita dan orang sewaan yang lemah”. Dishahihkan oleh Al Bani dalam Shahih Abu Daud Orang-orang Yahudi yang dijadikan tawanan oleh Nabi –shallallahu alaihi sallam- banyak di antara mereka yang masuk Islam, hal tersebut termasuk rahmat dan kasih sayang Alloh kepada mereka. An Nasai’ 3376 telah meriwayatkan dari Athiyah al Quradhi bahwa dia berkata " كُنْتُ يَوْمَ حُكْمِ سَعْدٍ فِي بَنِي قُرَيْظَةَ غُلَامًا فَشَكُّوا فِيَّ فَلَمْ يَجِدُونِي أَنْبَتُّ فَاسْتُبْقِيتُ ، فَهَا أَنَا ذَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ " . صححه الألباني في "صحيح النسائي" . “Saya pada saat Sa’d menghukum bani Quraidzah sebagai seorang remaja, mereka mengadu kepada saya, mereka tidak menemukan bulu di tubuh saya maka saya dibiarkan hidup, dan sekarang saya berada di tengah-tengah anda semua”. Dishahihkan oleh Al Baani dalam Shahih an Nasa’i Maksudnya adalah karena dia masih kecil maka tidak dibunuh dan dibiarkan hidup, kemudian Alloh memberikan hidayah Islam kepadanya, dia menceritakan peristiwa tersebut dalam rangka menyebut nikmat Alloh dengan penuh rasa syukur. Masalah perilaku orang-orang yang mendustakan berita tersebut bisa jadi karena mereka berbohong atau karena tidak tahu atau salah faham, karena kekufuran mereka, berpalingnya mereka dari kebenaran hingga berita bohong yang didengar dianggapnya benar, maka tidak perlu didengarkan. Sedangkan firman Alloh –Ta’ala- yang menyatakan bahwa orang-orang kafir akan masuk neraka, sebagaimana dalam ayat berikut ini إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ النساء/ 56 . “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. QS. An Nisa’ 56 Alloh –Ta’ala- telah mengabarkan tentang mereka yang mengingkari ayat-ayat Alloh, mendustakan Rasul-Nya mereka akan dimasukkan ke dalam neraka, menjadikan mereka hangus, memanggang mereka di dalamnya, setiap kali kulit mereka matang dan terbakar, maka Alloh mengganti kulit yang lain kepada mereka, agar mereka semua bisa merasakan pedihnya siksaan”. Tafsir ath Thabari 8/484 Siapa yang memberitahukan kepada mereka bahwa para pelaku kekufuran, kejahatan dan kerusakan akan mendapatkan kasih sayang Alloh ? Atau siapakah yang memberitahu mereka bahwa siksaan yang hina yang sudah disiapkan oleh Alloh bagi orang-orang kafir termasuk rahmat dan kasih sayang Alloh pada hari kiamat ? Apakah masuk akal jika Alloh menyayangi mereka yang tidak berhak mendapatkan kasih sayang ? Apakah Alloh akan menyamakan umat Islam dengan orang-orang jahat ? ataukah Dia akan mengganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat ? Apakah Dia akan menyamakan para pelaku kerusakan dan pemusnahan dengan para pelaku kebaikan dan perbaikan ? Sungguh rahmat dan kasih sayang Alloh hanya milik mereka yang berbuat baik dari hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, dan para Rasul-Nya. Sedangkan mereka yang kufur, para pendusta dan mereka yang keras kepala, mereka tidak akan mendapatkan kasih sayang Alloh, dan bagi mereka adzab yang pedih. Alloh –Ta’ala- berfirman إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ الأعراف/ 56 “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. QS. Al A’raf 56 Firman Alloh yang lain قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ الأعراف/ 156 . “Allah berfirman "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami". QS. Al A’raf 156 Alloh –Ta’ala- berfirman وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ التوبة/ 71 . “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah”. QS. At Taubah 71 Firman Alloh yang lain إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ لَا يَهْدِيهِمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ النحل/ 104 . “Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah Al Qur'an Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih”. QS. An Nahl 104 Alloh –Ta’ala- berfirman نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ * وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ الحجر /49-50 . “Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih”. QS. Al Hijr 49-50 Alloh telah memberi peringatan dan memberikan fasilitas, dengan diutusnya para Rasul, diturunkannya kitab-kitab, ditampakkannya tanda-tanda kekuasaan-Nya, Memberikan hujjah dan penjelasan, Memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin, Memberikan ancaman kepada orang-orang kafir. Barang siapa yang menyetujui kekufuran dan memilihnya dari pada keimanan, maka dia akan masuk neraka dan jangan pernah mencela kecuali dirinya sendiri, dengan demikian dia termasuk manusia yang paling mendzalimi dirinya sendiri dan yang paling besar merampas hak-haknya. Kalau saja mereka di dalam hatinya terdapat rasa takut seberat biji saja, maka rasa takut itu akan menuntun mereka kepada keimanan dan berserah diri, meskipun mereka merasa gundah dan gelisah dengan ancaman tersebut, akan tetapi mereka tidak beriman dan tidak berserah diri, justru mereka memperdebatkan ayat-ayat Alloh dan keras kepala dengan tujuan untuk memadamkan cahaya Alloh. Maka tetaplah wahai umat Islam pada agama anda, dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini kebenaran ayat-ayat Allah itu menggelisahkan kamu. Jika dikatakan kepada seorang yang berakal “Janganlah anda meminum racun ini !, jika anda tetap meminumnya maka anda akan mati”, lalu dia tetap meminumnya padahal dia adalah seorang yang berakal dan sadar dengan apa yang telah dilakukan, maka dalam hal ini siapakah yang disalahkan ?!, apakah Alloh yang disalahkan karena telah menciptakan racun dan telah menentukan kematian seseorang ? atau ularkah yang disalahkan karena dialah yang mengeluarkan racun ?, atau orang yang meminum racun tersebut yang disalahkan karena telah meminumnya dengan keinginannya sendiri ? Sebagaimana kita yang berserah diri kepada takdir yang telah ditentukan dan tidak menentangnya, namun pada saat yang sama kita juga berserah diri kepada syari’at dan tidak menentangnya. Menjadi kewajiban anda janganlah berdebat secara mendalam dengan mereka, ajaklah mereka kepada simpul-simpul kebaikan dan kebajikan pada agama Alloh, bagaimana Islam bisa tersebar meluas di muka bumi, kenapa banyak manusia yang berbondong-bondong masuk agama Islam, orang-orang yang sebelumnya menjadi musuh Islam, bisa berbalik menjadi pasukan dan pembelanya. Kenapa Ikrimah bin Abu Jahal memilih untuk masuk Islam, padahal Nabi Muhammad telah membunuh ayahnya ? Kenapa Ummu Habibah binti Abu Sufyan memilih untuk masuk Islam dan mau menikah dengan Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- pada saat ayahnya menjadi musuh terbesarnya ? Kenapa Hindun binti Utbah memilih untuk masuk Islam, padahal Nabi Muhammad telah membunuh ayah, paman dan saudara laki-lakinya dalam satu peperangan ? Ketahuilah bahwa agama Alloh ini adalah haq benar, dan sungguh Alloh tidak mengingkari janjinya, dan Dia-lah Maha Penyayang di antara para penyayang, Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam- sebagai pembawa rahmat bagi sekalian alam. Hendaklah mereka melihat para pemimpin pada zaman sekarang ini, apa yang telah mereka lakukan dan yang akan mereka lakukan kepada mereka yang menentang ?, apa yang akan mereka katakan tentang Amerika dan perbuatannya kepada penduduk bumi dengan dalih menyebarluaskan demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan ?. Jika yang menentang itu berasal dari kalangan bangsa Yahudi dan Nasrani, maka hendaknya dia menelaah kitab sucinya agar memahami bagaimana para Nabi Bani Israil memerangi para penentangnya, mereka tidak meninggalkan seorang pun baik laki-laki, perempuan atau orang tua ?! Jika dia termasuk dari kalangan komunis, maka lihatlah apa yang diperbuat oleh Istalin dan para tentaranya ?! Jikalau dia tidak termasuk dari mereka, namun dia melihat kebenaran itu pada peperangan; untuk membebaskan masyarakat dan memusnahkan undang-undang yang dzalim, maka ini menjadi hujjah bagi dia sendiri. Kesimpulan Bahwa kasih sayang itu harus dilakukan pada tempatnya, siksa dan balasan itu juga dilakukan pada tempatnya. Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- telah diutus sebagai pembawa rahmat kasih sayang, namun beliau juga diutus dengan jihad dan memerangi musuh-musuhnya, beliau pembawa rahmat bagi semua, baik bagi yang menyetujuinya dan bagi yang menentangnya, sedangkan bagi yang menyetujinya sudah jelas, namun sebagai rahmat bagi yang menentangnya, karena beliau telah menyampaikan kepada mereka risalah Alloh, telah menegakkan hujjah kepada mereka, namun tidak mensegerakan turunnya adzab Alloh kepada mereka. Termasuk kasih sayang adalah menghilangkan –sekelompok jahat yang menguasai jiwa dan akal orang-orang yang ada di sekitar- setelah diberikan peringatan, agar masyarakat luas bisa merasakan keamanan dan kebebasan, inilah falsafah dari jihad yang disyari’atkan dalam Islam. Wallahu a’lam Baca juga jawaban soal nomor 151412 dan 165777. SEJARAHNABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI RAHMAT BAGI SELURUH ALAM SEMESTA TERHADAP KASIH SAYANG SESAMA. SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI RAHMAT BAGI SELURUH ALAM SEMESTA TERHADAP KASIH SAYANG SESAMA www.ekokurniawan.com. Jumat, 04 Maret 2022. Facebook Twitter Telegram
Sebagai rahmat bagi alam semesta Allah Ta’ala mengutus nabi Muhammad sebagai pembawa rahmat bagi seluruh manusia, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak dan orang dewasa, bahkan Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi orang-orang yang belum beriman kepadanya. Rahmat ini dapat kita lihat dengan jelas pada sikap dan perbuatannya semasa hidup. Dan yang sangat menonjol adalah ketika beliau mengajak kaumnya -sebagai bentuk kasih sayangnya kepada mereka- kepada Islam namun mereka mendustakannya dan mengusirnya dari Mekah serta berusaha membunuhnya, lalu Allah Ta’ala membela dan menjaganya. Allah Ta’ala berfirman {Dan ingatlah, ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya} [QS. Al Anfal30] Semua itu semakin menambah kasih sayangnya kepada mereka dan sangat antusias agar mereka mendapatkan petunjuk. Allah Ta’ala berfirman {Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin}[QS. At Taubah128] Dan ketika ia mengalahkan mereka pada penaklukan kota Mekah, ia memaafkannya. Dan ketika Allah mengutus malaikat untuk menghimpit orang-orang kafir dengan dua gunung besar hingga mereka binasa, ia berkata “Tahan dulu, semoga Allah menciptakan dari keturunan mereka orang-orang yang akan menyembah Allah semata. Allah Ta’ala berfirman {Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam} [QS. Al Anbiya107] Beliau adalah pembawa rahmat bagi seluruh manusia dengan beragam warna, bahasa, kecenderungan, pemikiran dan keyakinan dan tempat tinggalnya. Kasih sayangnya tidak terbatas kepada manusia saja, tapi juga kepada hewan dan benda mati. Sebagai contoh, salah seorang dari kalangan Anshar menyiksa seekor unta miliknya hingga kelaparan, lalu Rasulullah merasa kasihan padanya dan memerintahnya agar bersikap baik terhadap untanya, tidak membiarkannya kelaparan dan mengangkut beban di luar kemampuannya. Dan ketika beliau melihat ada seorang yang mengambil sarang seekor burung merpati, ia merasa kasihan dan memerintahkan agar dikembalikan kepada induknya. Beliau yang bersabda Jika kalian menyembelih hewan maka sembelihlah dengan baik» HR. Muslim. Sebagaimana kasih sayang beliau juga meliputi benda mati, hati beliau merasa kasihan kepada sepotong kayu yang merintih sedih karena harus berpisah dengan beliau, maka iapun mengasihinya, turun mengambilnya dan memeluknya hingga kayu itu tenang dan berhenti merintih. Kasih sayangnya tidak terbatas pada sikap dan perilaku pribadi, tapi ia adalah perintah, syariat, gaya hidup dan akhlak yang diberlakukan bagi manusia. Beliau bersabda dalam rangka memotivasi untuk berbuat lembut dan kasih sayang kepada sesama manusia dan mengecam siapa saja yang menyulitkan manusia Ya Allah, barang siapa yang menjadi pemimpin umatku lalu ia mempersulit urusannya maka persulitlah juga dia dan barang siapa yang menjadi pemimpin bagi umatku lalu ia berlaku lembut padanya maka berbuat lembut juga lah padanya» Dengan demikian, sifat kasih sayang adalah diantara akhlak beliau yang mulia dan prinsip dasar dalam agama Islam yang menjadi agama kasih sayang dan kesejahteraan. universalitas Islam Laura Vichea Vagleri Orientalis asal Italia Ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang universalitas Islam sebagai agama yang Allah turunkan kepada nabi-Nya sebagai rahmat bagi alam semesta adalah panggilan langsung kepada seluruh dunia, dan ini adalah bukti yang terang benderang bahwa rasul ini merasa sangat yakin bahwa ajaran ditakdirkan akan melewati kalangan masyarakat arab dan bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan ajaran baru kepada masyarakat yang berasal dari ras yang berbeda-beda dan bahasa yang beragamRahmat dan hadiah Jean Lake Orientalis asal Spanyol Sejarah kehidupan Muhammad tidak dapat digambarkan lebih indah dari apa yang Allah gambarkan dalam firman-Nya “Dan kami tidak mengutusmu kecuali agar menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta”.. sungguh sang anak yatim yang agung ini telah membuktikan dirinya bahwa ia adalah rahmat terbesar bagi seluruh orang lemah dan seluruh orang yang butuh bantuan. Muhammad benar-benar menjadi rahmat bagi anak-anak yatim, pengembara, orang menderita, seluruh orang miskin dan pekerja yang yang mengalami kesulitan dan kesusahan

Islamadalah agama rahmatan lil 'alamin sebagai bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT, karunia dan nikmat yang diberikan kepada makhluknya di seluruh alam semesta. Di dalamnya menjunjung ti

Nabi Muhammad saw. memperoleh gelar ”al-Amín”, artinya orang yang dapat dipercaya. Beliau mendapat gelar tersebut karena bersikap jujur dan dapat dipercaya. Beliau juga sayang terhadap anak, keluarga, orang tua dan masyarakat, serta peduli terhadap lingkungan. Nabi Muhammad saw. sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Artinya, ajaran beliau untuk kebaikan manusia hidup di dunia dan di akhirat. Abu Bakar memiliki sifat lemah lembut, sabar, pantang menyerah, berwibawa, dermawan, adil dan bijaksana, serta suka bermusyawarah. Umar bin Khattab memiliki sifat cerdas, tegas, pemberani , berwibawa, sederhana, bijaksana, bermusyawarah, dan sangat mengutamakan kepentingan rakyat. Usman bin Affan memiliki sifat santun, sabar, dermawan, adil, sederhana, dan sangat saleh. Ali bin Abi Thalib memiliki sifat tegas, cerdas, adil, pandai, sabar dan tabah; sangat membela kebenaran, sangat pemberani. A. Kejujuran dan Kasih Sayang Rasulullah saw. 1. Nabi Muhammad saw. ”al-Amin ” Nabi Muhammad saw. terkenal sangat jujur. Pada saat Nabi Muhammad saw. bersama-sama dengan orang-orang Quraisy diminta untuk memperbaiki Ka’bah. Bangsa Quraisy berselisih tentang siapa yang mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Rasulullah meletakan Hajar Aswad di tengah-tengan selendang dan meminta seluruh pemuka kabilah yang berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang itu. Mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad itu bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, Rasulullah saw-lah yang kemudian meletakkan Hajar Aswad tersebut. Para sahabat dan pengikutnya sangat menghormati dan mencintai beliau sehingga beliau diberi gelar ”al-Amin”, artinya orang yang dapat dipercaya. 2. Kasih Sayang Rasulullah saw. terhadap Anak, Keluarga, Orang Tua, dan Masyarakat Pada zaman Jahiliyah, penduduk Mekah tidak menghargai anak perempuan. Namun, Nabi Muhammad saw. justru menggendong putrinya Fatimah yang masih balita sambil Tawaf – mengelilingi Ka’bah. Rasulullah saw. juga menyayangi cucunya yang bernama Hasan dan Husein. Sebagaimana dikisahkan dalam hadis beliau yang artinya berikut ini. ”Nabi Muhammad saw. mencium cucunya Hasan bin Ali sedangkan di dekat beliau ada Aqra’ bin Hābis. Aqra’ berkata ”Aku mempunyai sepuluh anak, tetapi aku tidak pernah mencium seorang pun di antara mereka.” Mendengar hal itu, Rasulullah saw. memandang Aqra’ lalu bersabda "Barangsiapa tidak mau berbelas kasih, maka ia tidak akan mendapatkan belas kasih.” al-Bukhari dan Muslim. Rasulullah saw., mengajarkan pula untuk hormat kepada orang tua seperti dalam hadis yang artinya berikut ini. ”Aku Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Nabi saw. ... ”Amal apakah yang paling disukai oleh Allah Swt.?” Nabi saw. bersabda ”Mengerjakan salat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi ”Kemudian apa?” Nabi saw. menjawab ”Berbaktilah kepada kedua orang tua.” Aku kembali bertanya ”Lalu apa lagi?” Nabi saw. menjawab ”Jihad fisabilillah.” al-Bukhari dan Muslim. Rasulullah saw. tidak pernah menyakiti hati orang lain. Hal itu dapat dibuktikan dalam hadis beliau yang artinya ” Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt. dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” al-Bukhari dan Muslim. 3. Kepedulian Rasulullah saw. terhadap Lingkungan Kepedulian Rasulullah saw. terhadap lingkungan hidup tercermin pada perilaku beliau antara lain, sebagai berikut. Nabi Muhammad saw. sangat hemat dalam mempergunakan air; itu dibuktikan pada anjuran beliau agar tidak berlebihan dalam pemakaian air dalam berwudu’. Nabi Muhammad saw. mengajarkan agar tidak melakukan kerusakan di muka bumi ini. 4. Nabi Muhammad saw. sebagi Pembawa Rahmat bagi Alam Semesta Nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah Swt. sebagai Rahmatan lil Ălamín atau sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta ini. Tujuan dakwah Nabi Muhammad saw. adalah untuk mengubah keadaan masyarakat Jahiliyah menjadi masyarakat yang sejahtera berdasarkan agama Tauhid, yaitu agama yang menyakini bahwa Allah Swt. Nabi Muhammad saw. selain mengajak kaumnya untuk mengutamakan kemurnian aqidah dan selalu menyembah Allah Yang Maha Esa. Beliau juga menanamkan akhlak terpuji yang membawa kebaikan manusia hidup di dunia hingga akhirat. Ketika beliau dan pengikutnya hijrah ke Kota Madinah adalah beliau mampu menanamkan sikap persaudaraan antara kaum pendatang Muhajirin dengan kaum Ansar sehingga mereka saling menolong untuk menciptakan daerah yang tertib dan aman. B. Kepemimpinan Sahabat Rasulullah saw 1. Kepemimpinan Abu Bakar Abu Bakar adalah khalifah pertama setelah Nabi Muhammad saw. wafat. Beliau dilahirkan pada tahun 571 M. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Abi Khuafah at-Taimi. Gelar Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad saw. karena ia adalah paling cepat masuk Islam. Gelar as-Siddiq diberikan karena ia selalu membenarkan Nabi Muhammad saw. dalam berbagai peristiwa, terutama membenarkan peristiwa Isra dan Mi’raj. Abu Bakar memimpin dari tahun 632 M sampai dengan 634 M. Dalam menentukan keputusan, beliau selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Beliau selalu membantu rakyat yang kekurangan. Untuk kesejahteraan rakyatnya, beliau mendirikan Baitul Mal, yaitu suatu lembaga yang mengurusi kas dan keuangan negara 2. Kepemimpinan Umar bin Khattab Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar. Umar bin Khattab mempunyai nama lengkap Umar bin Khattab bin Abdul Uzza. Umar bin Khattab menjadi khalifah sejak tahun 634 M sampai dengan 644 M. Beliau seorang pemberani, jujur, adil, tegas, bijaksana dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Beliau juga seorang pemimpin yang hidup sederhana dan suka bermusyawarah. Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan bertanggung jawab. Jasa Khalifah Umar bin Khattab yang sampai saat ini kita rasakan adalah penetapan kalender Hijriyah atau penetapan tanggal 1 Muharam sebagai Tahun Baru Hijriyah. 3. Kepemimpinan Usman bin Affan Khalifah Usman bin Affan memerintah selama dua belas tahun atau dari tahun 644 sampai dengan 656 M. Beliau dikenal sebagai orang kaya dan dermawan. Di masa pemerintahannya, Usman bin Affan melakukan kodifikasi menyusun atau membukukan kitab al–Quran karena beliau khawatir akan terjadi perbedaan al–Quran. Beliau membentuk panitia penyusunan al–Quran yang diketuai oleh Zaid bin Sabit dengan anggotanya Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Haris. Panitia tersebut bertugas menyalin ulang ayat-ayat al–Quran dalam sebuah buku yang disebut Mushaf dan diperbanyak 4 empat buah exemplar. Satu buah disimpan di Madinah yang disebut Mushaf al-Imam atau Mushaf Usmani, empat buah lainnya dikirim ke Mekah, Suriah, Basrah dan Kufah. Di samping itu, beliau juga merenovasi Masjid Nabawi di Kota Madinah, dengan cara memperluas dan memperindah bentuknya. 4. Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang khulafaurrasyidin yang terakhir. Ali merupakan anak dari paman Rasulullah saw., yaitu Abu Thalib yang selalu membela dakwah Nabi Muhammad saw.. Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang pemberani yang dibuktikan Ali ketika harus menggantikan tidur Rasulullah saw.. Masa pemerintahan Ali kurang lebih selama lima tahun 656-661 M. Ali bin Abi Talib juga seorang pemimpin yang peduli terhadap pendidikan. Beliau mendirikan beberapa madrasah untuk tempat belajar anak-anak. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Ali bin Abi Thalib mengharuskan pegawainya jujur, cakap, dan bertanggung jawab. Beliau juga memajukan bidang Ilmu Bahasa, serta mengembangkan bidang pembangunan, terutama di Kota Kufah sebagai pusat Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, Ilmu Nahwu dan ilmu pengetahuan lainnya. Materi Diskusi ”Gunawan dan Budi adalah teman akrab. Namun, keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Gunawan suka menolong siapa saja, bahkan ia rela berhari-hari tidak jajan di kantin asalkan bisa menolong orang. Budi sebaliknya, ia sangat kikir. Meskipun tiap hari orang tuanya memberi uang jajan, namun Budi jarang membelanjakannya. Ia lebih suka jika temannya membelikan makanan atau minuman gratis untuknya.” Sikap gunawan yang suka menolong siapa saja sangat bagus dan dapat dijadikan contoh, sedangkan sifat budi yang kikir dan lebih senang jika ditraktir teman sebaiknya jangan ditiru. DownloadFree Inti Dari Senam Irama Adalah Totally free Audio Archive presents a new season of Radio Cost-free Lifestyle, a weekly podcast Checking out issues at the intersection of electronic society and the arts. مَّآ أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا Arab-Latin Mā aṣābaka min ḥasanatin fa minallāhi wa mā aṣābaka min sayyi`atin fa min nafsik, wa arsalnāka lin-nāsi rasụlā, wa kafā billāhi syahīdāArtinya Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. An-Nisa 78 ✵ An-Nisa 80 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Penting Terkait Dengan Surat An-Nisa Ayat 79 Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 79 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai hikmah penting dari ayat ini. Terdapat berbagai penjelasan dari kalangan ulama terkait kandungan surat An-Nisa ayat 79, misalnya seperti berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaApa saja yang menimpamu wahai manusia,berupa kebaikan dan kenikmatan,maka itu berasal dari allah semata sebagai karunia dan kebaikan apa yang menimpamu berupa kesulitan dan kesengsaraan,maka hal tersebut disebabkan oleh perbuatan burukmu dan apa yang diperbuat oleh tanganmu berupa dosa-dosa serta kami mengutusmu wahai rasul,bagi segenap manusia sebagai rasul yang menyampaikan risalah cukuplah allah menjadi saksi atas kebenaran risalahmu.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram79. Setiap kesenangan yang datang kepada kamu -wahai anak Adam- seperti rezeki dan anak adalah berasal dari Allah. Dia menganugerahkannya kepada kamu. Dan setiap kesialan yang menimpamu dalam urusan rezeki dan anakkamu itu sesungguhnya berasal dari diri kamu sendiri, yaitu akibat dari perbuatan maksiat dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan sungguh Kami telah mengutusmu -wahai Nabi- sebagai utusan Allah yang menyampaikan risalah Rabbmu kepada seluruh umat manusia. Dan cukuplah Allah sebagai saksi atas kejujuranmu dalam menyampaikan risalah tersebut berdasarkan dalil-dalil dan bukti-bukti yang Dia berikan kepadamu.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah79. Kebaikan yang kamu dapatkan merupakan dari karunia, rahmat, dan taufik Allah sehingga kalian dapat meniti jalan keselamatan dan kebaikan. sedangkan keburukan yang menimpamu merupakan hasil dari amal perbuatan kamu tidak menempuh jalan hikmah, akal sehat, dan petunjuk dari hidayah Allah. Dan kami mengutusmu hai Muhammad sebagai Rasul yang menyampaikan kasih sayang kepada seluruh alam semesta. Cukuplah Allah sebagai saksi atas kebenaranmu, dan Dia adalah saksi antara kamu dengan mereka. Dia Maha Mengetahui apa yang kamu sampaikan kepada mereka dan kebenaran darimu yang mereka tolak karena kekafiran dan keangkuhan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia78-79 1 . { فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا } "Maka mengapa orang-orang itu orang munafik hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?" Maka jikalau orang-orang beriman tidak mengetahuinya; niscaya mereka sama halnya dengan orang-orang kuffar dan orang munafiq yang dihinakan oleh Allah dengan ayat ini. 2 . Allah berfirman { وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ } "dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiri." fawaid yang dapat diambil dari ayat ni adalah bahwasanya manusia tidak dapat menjamin dalam dirinya selalu ada ketenangan, karena keburukan yang ia hadapi tidak lain adalah datangnya dari diri sendiri, dan tidak pula ia sibuk dengan cacian dan hinaan dari segenap manusia disekitarnya lalu mengiraukannya, hendaklah ia kembali kepada kesalahan kemudian ia bertaubat darinya, dan memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan dirinya dan kehinaan perbuatannya, ia mesti memohon kepada Allah agar Ia melimpahkan kepadanya pertolongan dalam ketaatan kepada-Nya, maka denga itu semua ia akan meraih segala kebaikan dan menjauhkannya dari keburukan.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah79. Wahai manusia, kebaikan yang kamu terima kebaikan atau nikmat itu dari keutamaan dan kebaikan Allah yang mana sebab munculnya kebaikan itu dilimpahkan untuk kalian. Dan keburukan yang kamu terima keburukan atau kesusahan itu disebabkan dosa yang kamu lakukan sehingga kamu dihukum atas hal itu. Kamu tidak lain hanya penyampai risalah Tuhanmu wahai Nabi. Dan takdir para makhluk itu tidak ada di tanganmu, sehingga kamu bisa memberikan kemudharatan dan manfaat. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi atas hal itu.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahKebaikan apa pun yang kamu peroleh dari Allah, sedangkan keburukan apa pun yang menimpamu itu disebabkan oleh dirimu sendiri} karena dosamu {Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada seluruh manusia. Cukuplah Allah sebagai dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H79. Kemudian Allah berfirman, “Apa saja nikmat yang kamu peroleh” yaitu dalam perkara agama maupun dunia, “adalah dari Allah,” Dia-lah yang mengaruniakan dan memudahkannya dengan memudahkan sebab-sebabnya, “dana pa saja bencana yang menimpamu” dalam perkara agama maupun dunia, “maka dari kesalahan dirimu sendiri,” yaitu dengan dosa-dosamu dan usahamu, padahal apa yang dimaafkan oleh Allah darinya adalah lebih banyak, dan Allah telah membuka pintu-pintu kebaikanNya bagi hamba-hambaNya, dan memerintahkan merekka untuk memasuki kebaikan dan karuniaNya, dan mengabarkan kepada mereka bahwa kemaksiatan itu adalah penghalang dari karuniaNYa, lalu bila seorang hamba melakukannya, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri, karena sesungguhnya yang menjadi penghalang dirinya memperoleh karunia Allah dan kebaikanNYa adalah hal tersebut. Kemudian Allah mengabarkan tentang keumuman risalah RasulNya Muhammad seraya berfirman, “Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi” bahwa engkau adalah utusan Allah secara benar dengan apa yang telah Allah topang dengan pembelaanNYa dan mukjizat-mukjizat yang menakjubkan serta keterangan-keterangan yang pasti, dan hal itu adalah kesaksian yang paling utama secara mutlak, sebagaimana Allah berfirman, "Katakanlah “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah “Allah”. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu." Al-An'am 19, Dan apabila ia telah mengetahui bahwa ilmu Allah itu sempurna, kekuasaanNya yang menyeluruh, hikmahNya agung, dan Dia telah membantu RasulNya dengan apa pun yang telah menopangnya dan membelanya dengan pembelaan yang besar, niscaya yakinlah ia dengan hal tersebut bahwa ia adalah Rasulullah, dan bila tidak demikian, sekiranya dia mengadakan sebagian perkataan atas Allah, niscaya Allah benar-benar memegangnya dengan Tangan Allah, niscaya Allah benar-benar memegangnya dengan Tangan kananNya kemudian benar-benar Dia potong urat tali jantungnya.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata {مِنْ حَسَنَةٍ} min hasanah hasanah adalah sesuatu yang menyenangkan. Sayyi’ah adalah sesuatu yang membawa mudarat. Makna ayat Adapun ayat yang ketiga dan yang terakhir di dalam konteks ini, itu adalah firman Allah {مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ} “Kebaikan apapun yang kamu peroleh adalah dari Allah dan keburukan apapun yang menimpa kalian adalah dari diri mu” Allah berdialog kepada Rasul, mengabarkan kepadanya bahwa kebaikan adalah berasal dari Allah. Yang mana Allah adalah pemberi titah dengan perkataan atau perbuatanNya dan Allah pula yang menciptakan sebab-sebab yang dapat mendukung terjadinya hal tersebut. Adapun keburukan, maka dari jiwa hawa nafsu yang memerintahkan kepada keburukan. Hawa nafsu yang bersinggungan langsung menyelisihi perintah dan larangan Allah. Oleh karenanya, tidaklah layak keburukan dikaitkan kepada Allah. Allah berfirman {وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى بِاللهِ شَهِيداً} “dan Kami mengirim kamu kepada manusia sebagi seorang Rasul dan cukuplah Allah sebagai saksinya.” pelipur lara bagi Rasul dari apa yang dihadapinya berupa gangguan dari orang-orang dan akhlak buruk beberapa oknum-oknum yang secara tidak sengaja menimpa diri Rasul. Misalnya, orang-orang yang mengait-kaitkan keburukan kepada Rasul sebagai bentuk pembawa sial, Allah mengabarkan bahwa, kepentingan Rasul sekarang adalah menyampaikan risalah. Dan Rasul telah menunaikannya, Allah sebagai saksi akan hal tersebut serta memberikan ganjaran terhadap hal tersebut. Rasul adalah keluarga Allah dan Allah akan membalas orang yang menolak risalah kenabian beliau dan orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai saksinya. Pelajaran dari ayat • Kebaikan dan keburukan, keduanya adalah atas takdir Allah. • Kebaikan adalah dari Allah dan keburukan dari hawa nafsu. Kebaikan adalah perintah Allah yang mendatangkan sebab-sebabnya setelah Allah membuatnya terwujud dan menolong orang untuk mendapatkannya dan menjauhkan penghalang-penghalangnya. Keburukan adalah berasal dari hawa nafsu karena Allah melarangnya, mengancam pelakunya, tidak memberi taufik menuju padaNya dan tidak menolong untuk melakukannya, keburukan adalah dari hawa nafsu bukan dari Allah.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat An-Nisa ayat 79 77-79. Orang-orang yang pernah dikata kepada mereka "Tahanlah tangan- tangan kamu dan dirikanlah shalat dan berilah zakat', tetapi tatkala diwajibkan mereka berperang, dari mereka, takut kepada manusia sebagaimana takut kepada Allah, atau lebih sangat takut, dan mereka Tidakkah engkau fikirkan tiba-tiba segolongan berkata "Hai Tuhan kami! Mengapakah Engkau wajibkan kami berperang? Mengapakah tidak Engkau biarkan kami hingga ajal kami yang hampir?" Katakanlah "Benda dunia ini sedikit, dan Akhirat itu lebih baik buat orang yang berbakti; dan kamu tidak akan dianiaya walaupun sedikit". Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapati kamu. walaupun kamu di mahligai-mahligai yang teguh", dan jika ke baikan mengenai mereka, mereka berkata "Ini dari sisi Allah", dan jika kesusahan mengenai mereka, me- "Ini dari sisimu". mereka berkata Katakanlah "Semua itu dari sisi Allah". Mengapakah kaum itu hampir tidak mengerti perkataan? Apa-apa keuntungan yang mengenaimu, maka yaitu dari Allah; dan apa-apa kerugian yang mengenaimu, maka yaitu dari di- rimu, karena Kami utusmu kepa- da manusia sebagai seorang rasul; dan cukuplah Allah sebagai dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, manusia. Dia-lah yang memberi nikmat itu, memudahkannya dan memudahkan sebab-sebabnya. Misalnya musibah. Yakni karena dosa-dosa dan tindakanmu, namun Allah lebih banyak memaafkan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah membukakan pintu-pintu ihsan-Nya dan memerintahkan mereka untuk mengambil kebaikan dan karunia-Nya, serta memberitahukan bahwa maksiat dapat menghalangi karunia-Nya. Oleh karena itu, apabila seseorang melakukannya, maka janganlah dia mencela selain dirinya sendiri, karena dirinyalah yang menghalangi untuk mendapatkan karunia Allah dan kebaikan-Nya. Persaksian ini merupakan persaksian yang paling besar sebagaimana firman Allah Ta'ala, Katakanlah "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah "Allah". Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. " Terj. Al An'aam 19. Jika Allah Subhaanahu wa Ta'aala sebagai saksi terhadap kerasulan Muhammad, di mana Dia Mahasempurna ilmu, kekuasaan dan Maha Besar hikmah-Nya, ditambah dengan penguatan Allah kepadanya dengan mukjizat dan pertolongan Allah kepadanya, maka dapat diketahui dengan pasti bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 79Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, wahai nabi Muhammad dan semua umat manusia, adalah dari sisi Allah yang maha pemurah, maha bijaksana, dan keburukan apa pun yang menimpamu, wahai Muhammad dan siapa pun selainmu, itu semua akibat dari kesalahan dirimu sendiri, karena kami mengutusmu tidak lain hanya menjadi rasul untuk menyampaikan wahyu Allah kepada seluruh manusia. Dan cukuplah Allah saja yang menjadi saksi atas kebenaranmu. Barang siapa menaati rasul dan mengikuti ajaran-ajarannya, maka sesungguhnya dia telah menaati Allah karena Allah yang telah mengutusnya. Dan barangsiapa berpaling dari ketaatan itu, maka ketahuilah bahwa kami tidak mengutusmu, wahai nabi Muhammad, untuk menjadi pemelihara mereka sebagai orang yang bertanggung jawab dan menjamin mereka untuk tidak berbuat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian pelbagai penjabaran dari beragam ahli tafsir terhadap kandungan dan arti surat An-Nisa ayat 79 arab-latin dan artinya, moga-moga bermanfaat bagi ummat. Bantu perjuangan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan Artikel Paling Sering Dibaca Kaji banyak materi yang paling sering dibaca, seperti surat/ayat An-Nisa, Al-Muthaffifin, Al-Fatihah 4, Ali Imran 190, An-Nahl 114, Al-Anbiya 30. Serta At-Tin 4, Al-Ma’idah 48, Al-A’raf 54, Al-Humazah, Al-Fatihah 5, At-Taubah. An-NisaAl-MuthaffifinAl-Fatihah 4Ali Imran 190An-Nahl 114Al-Anbiya 30At-Tin 4Al-Ma’idah 48Al-A’raf 54Al-HumazahAl-Fatihah 5At-Taubah Pencarian surat abasa ayat 1-10 latin, surat attaubah ayat 103, al baqarah ayat 43 beserta artinya, surat al imron ayat 134, surat al ahzab ayat 17 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
jadisudah jelas islam itu adalah agama kasih sayang,tidak ada anjuran dalam islam yang menunjukkan untuk berbuat keji dan jahat apalagi menjadi teroris. apabila ada orang yang katanya islam,namun berbuat kerusakan dimuka bumi ini,ingatlah!dia bukan muslim yang sebenarnya,dia adalah orang yang memeluk islam namun tidak bisa mengikuti apa yang
Rukun Iman keempat yang harus diimani oleh setiap mukmin adalah beriman kepada para Nabi dan Rasul utusan Allah. Diutusnya Rasul merupakan nikmat yang sangat agung. Kebutuhan manusia terhadap diutusnya Rasul melebihi kebutuhan manusia terhadap hal-hal lain. Untuk itu, kita tidak boleh salah dalam meyakini keimanan kita kepada utusan Allah yang mulia ini. Berikut adalah penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan iman kepada Nabi dan Kewajiban Beriman Kepada Para RasulTerdapat banyak dalil yang menunjukkan wajibnya beriman kepada para Rasul, di antaranya adalah firman Allah Ta’ala,وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ باِللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَالْمَلَئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّنَ“Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kiamat, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi” QS. Al Baqarah 177كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا“Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya mereka mengatakan’ Kita tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dengan yang lain dan rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan “Kami dengar dan kami taat…” QS. Al Baqarah 285Pada ayat-ayat di atas Allah menggandengkan antara keimanan kepada para Rasul dengan keimanan terhadap diri-Nya, malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya. Allah menghukumi kafir orang yang membedakan antara keimanan kepada Allah dan para Rasul. Mereka beriman terhadap sebagian namun kafir tehadap sebagian yang lain Al Irsyaad ilaa shahiihil I’tiqaad, hal 146Pokok-Pokok Keimanan Terhadap Para RasulKeimanan yang benar terhadap para Rasul Allah harus mengandung empat unsur pokok yaituBeriman bahwasanya risalah yang mereka bawa benar-benar risalah yang berasal dari wahyu Allah Ta’ terhadap nama-nama mereka yang kita berita-berita yang shahih dari dengan syariat Rasul yang diutus kepada kita, yaitu penutup para Nabi, Muhammad shalallahu alaihi wa sallaam. Syarhu Ushuuill Iman, hal 34-35Antara Nabi dan RasulSebagian ulama berpendapat bahwa nabi sama dengan rasul. Namun pendapat yang benar adalah nabi berbeda dengan rasul, walaupun terdapat beberapa persamaan. Nabi adalah seseorang yang Allah beri wahyu kepadanya dengan syariat untuk dirinya sendiri atau diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaum yang sudah bertauhid. Sedangkan rasul adalah seorang yang Allah beri wahyu kepadanya dengan syariat dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaum yang menyelisihnya. Nabi dan rasul memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan Nabi dan Rasul adalah Nabi dan Rasul sama-sama utusan Allah yang diberi wahyu oleh Allah, berdasarkan firman Allah,وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلاَنَبِيٍّ“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak pula seorang nabi…” QS. Al Hajj52. Dalam ayat ini Allah membedakan antara nabi dan rasul, namun menjelasakan kalau keduanya merupakan utusan dan rasul sama-sama diutus untuk menyampaikan dan rasul ada yang diturunkan kepadanya kitab, ada pula yang Nabi dan Rasul Nabi diberi wahyu untuk disampaikan kepada kaum yang sudah bertauhid atau untuk diamalkan bagi dirinya sendiri, sebagaimana dalam sebuah hadist, ”Dan akan datang Nabi yang tidak memiliki satu pun pengikut”. Sedangkan rasul diutus untuk menyampaikan syariat kepada kaum yang mengikuti syariat sebelumnya yang sudah ada, sedangkan Rasul terkadang mengikuti syariat sebelumnya -seperti Yusuf yang diutus untuk kaumnya dengan syariat yang dibawa oleh Ibrahim dan Ya’qub- dan terkadang membawa syariat baru. Diringkas dari Syarh al Aqidah Ath Thahawiyah Syaikh Sholeh Alu Syaikh, hal 227-234Para Nabi dan Rasul Mengajarkan Agama yang SatuSeluruh Nabi mengajarkan agama yang satu, walaupun mereka memiliki syariat-syariat yang berbeda. Allah Ta’ala berfirman,شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَاوَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَاوَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَتَتَفَرَّقُوا فِيهِ“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya…. ”QS. Asy Syuuraa13يَآأَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَاتَعْمَلُونَ عَلِيمٌ {51} وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونَ {52}“Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya agama tauhid ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku” QS. Al Mu’minun51-52Nabi shalallahu alaihi wa salaam bersabda, “Sesungguhnya seluruh nabi memiliki agama yang satu, dan para nabi adalah saudara” Muttafaqun alaih.Agama seluruh para Nabi adalah satu, yaitu agama Islam. Allah tidak akan menerima agama selain Islam. Yang dimaksud dengan islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada Allah dengan mentaatinya, dan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang musyrik. Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad hal 159-160.Mendustakan Satu = Mendustakan SemuanyaKewajiban seorang mukmin adalah beriman bahwa risalah para Rasul adalah benar-benar dari Allah. Barangsiapa mendustakan risalah mereka, sekalipun hanya salah seorang di antara mereka, berarti ia telah mendustakan seluruh para rasul. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ“Kaum Nabi Nuh telah mendustakan para Rasul” QS. Asy Syu’araa’105Dalam ayat in Allah menilai tindakan kaum Nuh sebagai pendustaan kepada para rasul yang diutus oleh Allah, padahal ketika diutusnya Nuh belum ada seorang Rasulpun selain Nabi Nuh alaihis salaam. Berdasarkan hal ini maka orang-orang Nasrani yang mendustakan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan tidak mau mengikuti beliau berarti mereka telah mendustakan Al Masih bin Maryam Nab Isa alaihis salaam dan tidak mengikuti ajarannya. Syarhu Ushuulil Iman hal 34-35Mengimani Nama Para RasulTermasuk pokok keimanan adalah kita beriman bahwa para Rasul Allah memiliki nama. Sebagiannya diberitakan kepada kita dan sebagiannya tdak diberitakan kepada kita. Yang diberikan kepada kita seperti Muhanmad, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nuh alahimus shalatu wa salaam. Kelima nama tersebut adalah para Rasul Ulul Azmi. Allah Ta’ala telah menyebut mereka pada dua tempat surat di dalam Al Quran yakni surat Al Ahzaab dan As Syuraa,وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ“Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu sendiri, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa bin Maryam…” QS. Al Ahzab7شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَاوَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَاوَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَتَتَفَرَّقُوا فِيهِ…“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya” QS. Asy Syuraa13Adapun terhadap para Rasul yang tidak kita ketahui nama-namanya, kita beriman secara global. Allah Ta’ala berfirman,وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ“Dan sesungguhnya telah Kami utus bebrapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu” QS. Al Mukmin78. Syarhu Ushuulil Iman,hal 35Para Rasul Pemberi Kabar Gembira Sekaligus Pemberi PeringatanAllah mengutus para Rasul untuk menyampaikan kabar gembira sekaligus memberikan peringatan. Ini merupakan salah satu dari hikmah diutusnya para rasul kepada manusia. Maksud menyampaikan kabar gembira adalah menyebutkan pahala bagi orang yang taat, sekaligus memberikan peringatan kemudian mengancam orang yang durhaka dan orang kafir dengan kemurkaan dan siksa Allah. Allah Ta’ala berfirman,رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةُُ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللهُ عَزِيزًا حَكِيمًا“Mereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada lagi alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu” QS. An Nisaa’ 165.Ayat ini merupakan dalil bahwa tugas para Rasul ialah memberikan kabar gembira bagi siapa saja yang mentaati Allah dan mengikuti keridhaan-Nya dengan melakukan kebaikan. Dan bagi siapa yang menentang perintah-Nya dan mendustakan para rasul-Nya akan diancam dengan hukum dan siksaan. Husuulul Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuulhal 195-196Nuh yang Pertama, Muhammad PenutupnyaTermasuk keyakinan Ahlus sunnah adalah beriman bahwasanya Rasul yang petama diutus adalah Nuh alaihis salaam dan yang terkhir adalah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Dalil yang menunjukkan bahwa Nuh adalah Rasul pertama adalah firman Allah,إِنَّآأَوْحَيْنَآإِلَيْكَ كَمَآأَوْحَيْنَآإِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ“Sesungguhnya Kami telah memberkan wahyu kepadamu sebagaman Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya…” An Nisaa’163Para ulama berdalil dengan ayat ini bahwa Nuh adalah rasul pertama. Sisi pendalilannya adalah dari kalimat “dan nabi-nabi yang kemudiannya”. Jika ada rasul sebelum Nuh tentunya akan dikatakan dalam ayat dalil dari sunnah adalah sebuah hadist shahih tentang syafa’at, ketika manusia mendatangi Nabi Adam untuk meminta syafaat, beliau berkata kepada mereka, “Pergilah kalian kepada Nuh, karena ia adalah rasul pertama yang diutus ke muka bumi”. Maka mereka pun mendatangi Nuh dan berkata “engkau adalah rasul pertama yang diutus ke bumi…” Muttafaqun alaihi. Hadist ini merupakan dalil yang paling kuat menunjukkan bahwa Nuh adalah rasul pertama. Dan Nabi Adam sendiri menyebutkan bahwa Nuh sebagai Rasul pertama di atas muka bumi. Husuulul Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuulhal 196-197Sedangkan Rasul yang terakhir adalah Muhammad sholallahu alaihi wa salaam. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para Nabi. Dia adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” QS. Al Ahzab40.Rasulullah sholallahu alaihi wa salaam bersabda, “Aku adalah penutup para Nabi, dan beliau berkata ’ Tidak ada Nabi sesudahku”. Hal ini melazimkan berakhirnya diutusnya para Rasul, karena berakhirnya yang lebih umum yakni diutusnya Nabi melazimkan berakhirnya yang lebih khusus yakni diutusnya Rasul. Makna berakhirnya kenabian dengan kenabian Muhammad yakni tidak adanya pensyariatan baru setelah kenabian dan syariat yang dibawa oleh Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad hal 173. Buah Manis Iman yang Benar Terhadap Para RasulKeimanan yang benar terhadap para Rasul Allah akan memberikan faedah yang berharga, di antaranya adalahMengetahui akan rahmat Allah dan perhatian-Nya kepada manusia dengan mengutus kepada mereka para Rasul untuk memberi petunjuk kepada merka kepada jalan Allah dan memberikan penjelasan kepada mereka bagaimana beribadah kepada Allah karena akal manusia tidak dapat menjangkau hal kepada Allah atas nikmat yang sangat agung para Rasul,, mengagungkan mereka , serta memberikan pujian yang layak bagi mereka. Karena mereka adalah utusan Allah Ta’ala dan senantiasa menegakkan ibadah kepada-Nya serta menyampaikan risalah dan memberikan nasehat kepada para hamba. Syarhu Ushuuill Iman hal 36Semoga Allah Ta’ala senantiasa menetapkan hati kita kepada keimanan yang benar. Washolallahu alaa Nabiyyina RujukanSyarhu Ushuulil Iman. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin. Penerbit Daarul Qasim. Cetakan pertama 1419 HAl Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad. Syaikh Sholih Al Fauzan Penerbit Maktabah Salsabiil Cetakan pertama tahun Syuruuh al Aqidah at Thahawiyah. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi cetakan pertama tahun Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Maktabah ar Rusyd, Riyadh. Cetakan pertama 1422H/ Abu Athifah Adika MianokiMuroja’ah TuasikalArtikel .
  • wt34b2kyuo.pages.dev/716
  • wt34b2kyuo.pages.dev/517
  • wt34b2kyuo.pages.dev/925
  • wt34b2kyuo.pages.dev/786
  • wt34b2kyuo.pages.dev/823
  • wt34b2kyuo.pages.dev/825
  • wt34b2kyuo.pages.dev/624
  • wt34b2kyuo.pages.dev/149
  • wt34b2kyuo.pages.dev/326
  • wt34b2kyuo.pages.dev/276
  • wt34b2kyuo.pages.dev/590
  • wt34b2kyuo.pages.dev/449
  • wt34b2kyuo.pages.dev/67
  • wt34b2kyuo.pages.dev/263
  • wt34b2kyuo.pages.dev/321
  • utusan allah sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta adalah