Hai sahabat bisakimia. Semoga tetap semangat ya belajar kimianya. Kali ini kita akan membahas tentang fase terdispersi dan fase pendispersi dalam koloid. Silahkan teman-teman simak penjelasan berikut. Suatu koloid selalu mengandung dua fase yang berbeda, mungkin berupa gas, cair, atau padat. Pengertian fase di sini tidak sama dengan wujud, karena ada wujud yang sama tetapi fasenya berbeda. Contoh campuran air dan minyak bila dikocok akan terlihat butiran minyak dalam air. Butiran tersebut mempunyai fase yang berbeda dengan air walaupun keduanya cair. Oleh sebab itu, suatu koloid selalu mempunyai fase terdispersi dan fase medium pendispersi. Fase terdispersi mirip dengan zat terlarut, dan fase medium pendispersi mirip dengan pelarut pada suatu lainnya adalah bahwa pada koloid, partikel zat terlarut tidak larut dan tidak mengendap dalam suatu pelarut. Larutan koloid terdiri dari partikel-partikel kecil dari suatu zat yang disebut fase terdispersi dalam fase lainnya yang disebut dengan medium pendispersi. Jadi dapat dikatakan bahwa koloid adalah suspensi dari partikel-partikel kecil yang terdispersi di dalam medium pendispersi. Pada koloid partikel-partikel tersebar di dalam medium pendispersinya Zat yang terdispersi akan berubah fase jika dicampur dengan zat lain yang fasenya berbeda, sedangkan fase medium pendispersi tidak berubah. Pengelompokan Koloid Berdasarkan Fase Terdispersi dan Fase Pendispersi Berikut ini bagan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase medium pendispersi. Dari bagan tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan komponen penyusunnya, sistem koloid terdiri dari tiga jenis, yaitu sol, emulsi, dan buih. Contoh Susu, santan, minyak ikan termasuk jenis koloid emulsi. Debu dan asap termasuk jenis koloid aerosol padat. Dari bagan tersebut dapat terlihat hanya ada 8 macam jenis koloid. Hal ini disebabkan apabila 2 dua macam gas yang tidak saling bereaksi dicampurkan, maka selalu akan membentuk larutan sejati dan tidak membentuk koloid. Demikian penjelasan tentang fase terdispersi dan fase pendispersi dalam koloid. Semoga bermanfaat untuk teman-teman. Tetap semangat belajar kimia bersama bisakimia. Sumber Syukri S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung Penerbit ITB. Muchtaridi. 2017. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta Yudhistira.
Berdasarkanfase terdispersi dan fase pendispersinya, koloid dikelompokkan menjadi 8 jenis koloid, seperti yang tercantum dalam tabel berikut. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair tersebut tidak saling melarutkan.Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian yaitu : Contoh : mayonaise, minyak bumi, minyak ikan. Untuk membuat Zatyang dilarutkan dalam koloid tidak larut layaknya dalam campuran homogen, namun tersebar menjadi partikel-partikel ke dalam zat pelarut atau pendispersinya. Dilansir dari Encyclopedia Britannica , ukuran partikel koloid lebih besar dari atom tetapi terlalu kecil untuk dilihat mata yaitu sekitar 10^-7 cm hingga 10^-3 cm.Emulsicair (emulsi) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu; a. Emulsi minyak dalam air Contoh :
Contohseperti : asap dan debu.EmulsiJenis-jenis koloid yang keempat adalah emulsi. Sistem koloid ini akan terbentuk oleh fasa terdispersi berupa cairan dan fasa pendispersinya cairan. Contoh seperti : susu, santan, & minyak ikan.Emulsi PadatEmulsi padat merupakan jenis-jenis koloid yang terbentuk dari fasa terdisfersi berupa cairan dan fasa.